Jika hanya
membahas tentang guru ini akan menjadi pembahas yang panjang harusnya. Selama ini
guru di kenal di sekolah – sekolah dari mulai guru TK (Taman Kanak - Kanak), SD
(Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas)
dan sekolah yang serupa yg baru saja saya sebutkan. Sebenarnya guru tidak
terbatas hanya pada guru – guru yang kita kenal di sekolah. Guru itu sebenarnya
pengajar seperti yang ada di universitas, di tempat les, di tempat eskul,
dirumah sekalipun yaitu orang tua kita adalah guru walaupun mereka tidak punya
titel keguruan.
Guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, meliah ternilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Saya membahas
tentang guru mungkin karna saat ini saya sedang menjalani studi di pendidikan
itu sendiri dan seharusnya saya akan menjadi guru ketika lulus kelak. Saya tidak
terlalu tau banyak selain dari definisi – deanyaan yang membuat saya prfinisi yang
saya temukan dan pengalaman saya menjadi seorang murid, tapi disini saat ini
ketika saya menjalani studi tersebut maka saya setidak – tidak nya mengetahui
bagaimana etika menjadi guru.
Apakah saya
pantas menjadi guru? Bagaimana kalau para murid dan lingkungan saya tidak dapat
menerima saya sebagai guru? Pertanyaan – pertanyaan yang kadang membuat saya
prustasi ini kadang selalu terfikirkan oleh saya.
Sebenarnya
saya tidak ada ketertarikan untuk menjadi guru, karena guru – guru yang saya
ketahui seperti dia masuk kelas, memberikan materi dan tugas, menilai kita
selaku murid, dan menuntut kita untuk membuahkan prestasi, terlalu monton pikir
saya. Mungkin kurang nya saya berinteraksi dengan guru yang menyebabkan saya
berpikir demikian.
Guru seharusnya
lebih dekat dengan murd – murid nya supaya mereka tak takut untuk mengajukan
apapun seperti pertanyaan cerita dan sebagai nya, dan berusaha merangkul
muridnya seperti anak sendiri.
Saya menonton
sebuah film yang memasukan unsur keguruan di dalamnya, walaupun tak sepenuhnya
tentang guru. Film itu menceritakan bagaimana dia berusaha untuk membangkitkan
gairah dan memotivasi murid yang sudah putus asa untuk terus maju melangkah,
bahwa kesalahan pada masa belajar itu hal yang wajar dan tidak seharusnya untuk
berputus asa.
Komentar
Posting Komentar